Cara Membentuk Pondasi Literasi Digital pada Anak di Era Teknologi
Anak-anak kian menggemari dunia digital/ilustrasi. (foto: caricuan.republika.co.id)
JAKARTA -- Di zaman sekarang ini sangat penting dukungan teknologi yang canggih untuk mengajarkan anak literasi digital. Literasi digital adalah sebuah kemampuan untuk memahami dan juga menggunakan informasi dari banyak sumber yang bisa diakses lewat komputer dan perangkat canggih lainnya.
Bagi narablog yang peduli pada dunia parenting, Shafira Adlina, sesungguhnya literasi digital tidak hanya punya kaitan erat dengan teknologi, tetapi juga kemauan untuk belajar, berpikir kritis hingga kreatif, dan juga inovatif di dunia digital. Lantaran semuanya serbadigital, tentu saja sangat penting pula mendukung teknologi dengan jaringan internet cepat, misalnya Indihome dari Telkom Indonesia.
“Sebagai orang tua sudah sewajarnya berupaya meningkatkan kemampuan literasi digital pada anak,” ujar ibu dua anak itu, seperti dikutip dari caricuan.republika.co.id, Selasa (20/6/2023).
Shafira mengaku kerapkali sedih, jika menemukan anak-anak yang dibiarkan menonton Youtube Shorts, TikTok, atau video-video portrait lainnya secara bebas. "Terbayang konten yang tidak sesuai value dan budaya ketimuran dapat terekam di mata dan pikiran anak di bawah umur,” jelas dia.
Karena itu, berikut tips dari Shafira untuk membangun pondasi literasi digital pada anak di zaman era teknologi.
1. Menemani Anak Ketika Berselancar di Internet
Hal pertama yang bisa dilakukan ketika mengenalkan dunia internet pada anak adalah membersamai mereka. Kepada anak-anak yang terlahir di dunia digital, memang tak mungkin tak mengenalkan sama sekali dengan dunia internet. Namun, bukan berarti orang tua memberikannya begitu saja gadget dan internet tanpa pijakan dan pengawasan.
Alasan meningkatkan sumber belajar dengan literasi digital itu sendiri juga perlu linear dengan pijakan orang tua kepadanya. Apalagi anak di bawah 7 tahun yang belum sempurna perkembangan otaknya. Sudah selayaknya orang tua memang mendampingi dan mengawasi apa-apa saja yang diakses dan ditonton anak-anak.
2. Ajarkan Anak untuk Menahan Pandangan
Hal pertama yang patut dipegang bersama bahwa mempersiapkan anak masuk ke dunia digital bukan berarti harus memberikannya gadget sejak bayi. Namun, mengajarkan anak jika penggunaan gadget ada waktunya dan memiliki batasan untuk itu.
Akses internet pun perlu dibatasi untuk mencegah anak melihat situs yang tidak diinginkan. Prinsip yang harus ditekankan kepada anak-anak adalah mengajarkan mereka menahan pandangan, menjaga kemaluan. Sebab, jika otak anak rusak, kemaluannya tidak bisa dikendalikan. Jika orang tua tidak membicarakan hal tersebut, anak tidak tahu bagaimana akan bersikap.
3. Membangun Komunikasi dengan Anak
Kedepankan komunikasi sebagai pengganti gadget. Sebagai contoh, ajak anak bicara tiap kali pulang sekolah atau berkegiatan. Hal-hal kecil di sekolah seperti tugas menumpuk, teman jahil atau guru menyebalkan sudah menjadi hal berat untuknya.
Dengan begitu, anak akan merasa didengarkan perasaannya. Bisa juga dengan bertanya tentang perasaan sang anak. Misalnya tanya perasaannya di hari itu, apa yang membuatnya bahagia dan apa yang membuatnya sedih. Dengan begitu, secara otomatis anak akan dengan mudah bercerita pada orang tua tiap kali ia merasakan sesuatu.
Orang tua pun harus menyediakan alternatif lain ketika anak dibatasi memegang gadget. Tidak bisa kalau ibu atau ayahnya tidak di rumah. Contohnya ikuti les berenang, main basket, futsal, gitar, atau apa yang disukai anak.
(dvr)
Post a Comment