Menkeu Sri Mulyani: Perbaikan Tenaga Kerja Cerminkan Perekonomian RI Terus Terjaga

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani. (foto: setkab.go.id)

JAKARTA -- Pemerintah menyatakan perbaikan perkembangan pasar tenaga kerja mencerminkan kinerja perekonomian Indonesia yang terus terjaga. Hal ini tecermin dari tingkat pengangguran terbuka per Februari 2023 kembali menurun menjadi 5,45 persen dari sebelumnya 5,83 persen per Februari 2022.

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang menguat sebesar 5,03 persen per kuartal I 2023 mampu menciptakan tambahan lapangan kerja sebanyak 3,02 juta.

“Secara sektoral, pembukaan lapangan kerja terjadi di seluruh sektor. Tambahan lapangan kerja beberapa sektor utama antara lain pertanian sebanyak 50 ribu orang, manufaktur sebanyak 160 ribu orang, perdagangan sebanyak 440 ribu orang, dan sektor pariwisata sebanyak 630 ribu orang,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Sabtu (6/5/2023).

Sejalan dengan perbaikan lapangan kerja, rata-rata upah secara umum juga mengalami peningkatan menjadi Rp 2,94 juta dari Rp 2,89 juta per Februari 2022. Maka demikian, Sri Mulyani menegaskan, penciptaan lapangan kerja yang lebih besar menjadi faktor penting yang mendorong daya beli masyarakat dan menjaga daya tahan perekonomian dalam negeri.

Pada kuartal I 2023, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,5 persen atau menguat dibanding pertumbuhan kuartal I 2022 sebesar 4,3 persen dan tumbuh 0,2 persen dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini berhasil mendorong kuatnya pertumbuhan ekonomi. "Ini juga mencerminkan terjaganya penguatan daya beli masyarakat yang ditopang oleh stabilitas harga di dalam negeri serta meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan keberlanjutan penciptaan lapangan kerja," jelas Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, peningkatan pasar tenaga kerja domestik menggambarkan pertumbuhan ekonomi semakin berkualitas, sebagaimana tercermin pada konsistensi penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Kendati demikian, Menkeu RI ini menekankan pemerintah tetap akan terus memantau risiko perekonomian dunia.

Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporannya pada April 2023 memperkirakan perekonomian global melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,8 persen pada 2023.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.