Kronologi Bus Santri Gontor Masuk ke Jurang yang Akibatkan Nyawa 3 Ustadz Melayang
Kecelakaan bus/ilustrasi (foto: pixabay)
JAKARTA -- Pondok Pesantren (Ponepes) Modern Darussalam Gontor baru saja kehilangan tiga orang ustadz yang akan mengabadikan ilmunya menjadi pengajar di Poso, Sulawesi Tengah. Kecelakaan maut pada Rabu (3/5/2023) malam itu telah merenggut nyawa para ustadz lulusan Gontor, Jawa Timur.
“Dengan ini kami selaku penanggung jawab Pondok Modern Darussalam Gontor, ingin menyampaikan berita acara tragedi kecelakaan bus guru pengabdi alumni tahun 2023,” kata Humas Ponpes Modern Darussalam Gontor, Ahmad Saifullah, dalam siaran persnya yang diterima, Kamis (4/5/2023).
Saifullah menceritakan, rombongan yang berangkat dari Ponpes Gontor, Ponorogo, Jawa Timur merupakan guru pengabdian PMDG yang baru saja menyelesaikan studinya tahun 2023. Sebanyak 29 ustadz tersebut ditugaskan untuk menjadi tenaga pengajar di PMDG kampus 11 Ittihadul Ummah yang terletak di Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Perjalanan dimulai dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufri menuju Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 11 Putra Ittihadul Ummah Poso pukul 19.00 WITA dan dilanjutkan dengan makan malam bersama pada pukul 20.30 WITA. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan pada pukul 21.00 WITA menuju pondok.
Dalam perjalanan ke pondok, tepat pada pukul 22.00 WITA bus yang digunakan oleh para guru mengalami kecelakaan di kilometer 5 daerah Toboli, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Kecelakaan diduga terjadi ketika supir yang ingin membelokkan mobil di depan, namun kemudian salah berbelok ke dalam jurang yang memakan korban jiwa.
“Ada 29 ustadz, 3 orang meninggal dunia, dan 26 lainnya mengalami luka berat dan ringan. Tiga korban jiwa tersebut adalah Muhammad Fathir asal Manado, Gustian Erlangga asal Palembang, dan Muhammad Rizky Pratama asal Riau,” kata Saifullah.
Evakuasi korban pasca-peristiwa tersebut dibantu oleh tim SAR, pihak kepolisian, IKPM terdekat, dan masyarakat setempat. Adapun korban seluruhnya di bawa ke RSUD Anutaloko Parigi untuk segera mendapatkan penanganan lebih lanjut menggunakan ambulance RSUD dan puskesmas setempat.
“Untuk korban yang meninggal, pihak pondok sudah menghubungi wali masing-masing korban via telepon dan video call untuk mengetahui keadaan almarhum,” jelas Saifullah. “Pihak pondok juga telah menanyakan lokasi pemakaman jenazah kepada keluarga korban. Keluarga korban meminta untuk dibawa ke rumah masing-masing yaitu Palembang dan Riau. Adapun keluarga korban asal Manado meminta jenazah agar diantarkan ke Mamuju.”
Kemudian untuk proses pengiriman jenazah, pihak pondok akan mengurus seluruh proses administrasi yang dibutuhkan untuk memulangkan jenazah ke kampung halaman masing-masing. Ketiga korban meninggal telah diperiksa oleh dokter dan tim forensik. Kemudian, akan di lanjutkan dengan proses pemandian, pengkafanan, dan menshalatkannya.
Adapun para ustadz yang mengalami luka-luka, sejak Rabu malam sudah mendapatkan penanganan di UGD RS Anuntaloko Parigi. Pihak pondok saat ini, sambung Saifullah, masih berusaha mendata korban selamat yang mengalami luka ringan, sedang, maupun berat untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif atau dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar untuk perawatan lebih lanjut.
“Dalam proses pendataan dan penanganan korban selamat, pihak pondok telah bekerja sama dengan pihak kepolisian dan Jasa Rahardja,” kata Saifullah menjelaskan. “Demikian untuk sementara yang bisa kami informasikan dan mohon doanya untuk kemudahan serta kelancaran seluruh proses ini, terima kasih atas segala bantuan, doa, dan bimbingannya.”
(dpy)
Post a Comment