Relawan Ganjar Masih Optimistis Raih Suara Pemilih Pemula di Pemilu 2024

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo sekaligus Capres 2024. (foto: jatengprov.go.id)

JAKARTA -- Ketua Umum Ganjar Pranowo Presiden (GPP) Achmad Syaiful optimistis jagoannya meraih dominasi suara pemilih pemula pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal ini meski mencual kontroversi soal penolakan Ganjar yang juga Gubernur Jawa Tengah atas partisipasi tim nasional (timnas) Israel pada Piala Dunia U-20 2023.

"Pada tahun 2024, pemilih pemula yang mendominasi suara. GPP juga sudah berbuat dengan membuat sayap-sayap organisasi berupa GPP milenial. Di sini juga ada namanya Guntur Muda dan Milenial (Gundala)," kata Achmad dalam konferensi pers "Sejuta Tanda Tangan untuk Ganjar Pranowo" di Rumah Singgah Ganjar, Jakarta, Rabu (5/4/2023), dikutip dari Antara.

Menurut Achmad, kehadiran sukarelawan milenial yang sudah mulai turun ke lapangan berguna untuk menggapai dan merangkul milenial lainnya. Pasalnya, komunikasi yang dijalin oleh sesama generasi lebih mudah dipahami ketimbang generasi yang lebih tua. "Kalau dari angkatan saya, bisa tidak nyambung. Kalau dari mereka sendiri, pasti nyambung," ujarnya.

Penasihat Relawan GPP DPD DKI Jakarta Petrus Bala Pattyona menegaskan pihaknya tetap berkomitmen mendukung Ganjar di tengah terpaan isu pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

"Saya selaku penasihat dari tim untuk Bapak Ganjar secara konsisten akan tetap mendukung Pak Ganjar sekalipun sekarang dengan adanya isu mengenai gagalnya Piala Dunia U-20. Akan tetapi, buat kami tidak akan surut memperjuangkan Bapak Ganjar Pranowo," ujar Petrus.

Petrus mengaku belum melihat hasil survei terbaru mengenai elektabilitas Ganjar usai menolak partisipasi timnas Israel di Piala Dunia U-20 yang kemudian berujung pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA. Meski begitu, GPP sebagai akar rumput akan terus berjuang menjadikan Ganjar sebagai Presiden RI.

"Kami berdoa supaya elektabilitas Bapak Ganjar tetap teratas. Sekarang partai pengusungnya kami sama-sama mengintip. Kalau partai yang dia bernaung belum dideklarasikan, ke mana pun Pak Ganjar kami tetap mendukung," kata Petrus.

Relawan Ganjar meluncurkan program "Sejuta Tanda Tangan" pada hari Rabu (5/5/2023). Ketua DPD DKI GPP Nazarudin Lubis mengatakan, GPP yang dideklarasikan di Bantaran Kali Ciliwung pada tanggal 10 November 2021 bertekad dan bertujuan menghantarkan Ganjar Pranowo untuk menang pada Pemilu 2024.

"Kami akan memulai dengan program sejuta tanda tangan untuk Ganjar dilanjutkan dengan program-program masyarakat di lima wilayah DKI dan Kepulauan Seribu," ujar Nazarudin.

Menurut Nazarudin, pendiri dan pengurus GPP tidak berafiliasi dengan partai mana pun sehingga pihaknya dapat mandiri dan tidak terbebani dengan kepentingan-kepentingan apa pun sehingga hanya berfokus agar memperjuangkan aspirasi masyarakat. Adapun tanggapan dan respons dari masyarakat kalangan bawah hingga atas mendukung program kerja GPP.

"Terbukti dari beberapa survei dan riset, paguyuban pedagang bakso, pedagang siomay, gado-gado, dan seluruh pedagang sembako di pasar seluruh DKI Jakarta memberikan respons positif dan 100 persen mendukung Ganjar," klaim Nazarudin.

Nazarudin menyebutkan sampai dengan Maret 2023, elektabilitas bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mencapai 35,5 persen. Ia juga menilai sosok Ganjar adalah seseorang yang tepat untuk meneruskan program kerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai elektabilitas para politikus yang menolak Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 berpotensi turun imbas pencoretan FIFA pada hari Rabu (29/3/2023).

"Minimal secara citra sudah pasti turun karena menghalangi kemauan anak-anak muda untuk berprestasi di tingkat dunia," kata Jazilul di Hotel Akmani Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Jazilul beralasan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 didominasi oleh anak muda sehingga apabila sudah berbeda pendapat dengan anak muda, elektabilitas dari sang politikus tersebut dapat turun. "Karena pemilih ke depan yang paling dominan adalah anak-anak milenial di situ ceruknya. Ya, kalau ini tidak mau milih, ya, pasti turun." 


(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.