Pengamat Politik: Pemilu 2024 Masih Dihantui Minimnya Partisipasi Publik

Pemilu 2024. (foto: kpu ri)

JAKARTA -- Deputi Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden 2014-2019, Eko Sulistyo mengungkapkan, tantangan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yaitu melibatkan partisipasi publik seluas-luasnya. Ini demi terselenggaranya pemilu yang demokratis di Indonesia.

"Penting sekali pemilu yang demokratis yang mensyaratkan partisipasi publik," kata Eko dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/2/2023).

Eko pun menyoroti minimnya perhatian partai politik atau elite politik yang fokus pada isu perubahan iklim dalam menyampaikan gagasannya saat Pemilu. Padahal hal itu nantinya bisa menggaet suara kalangan milenial.

"Seharusnya, partai politik memberikan gagasan yang programatik pada agenda pemilu yang akan datang, tidak hanya fokus pada persoalan politik transaksional," ucap Eko.

Eko mengajak para elite politik bertatap muka dengan masyarakat. Tujuannya agar masyarakat sudi memberikan suaranya di Pemilu 2024. "Seharusnya pimpinan partai politik turun ke bawah sehingga dapat feedback untuk membuat gagasan dan kebijakan yang programatik."

Dosen fikom Unisba Bandung yang juga aktivis pers, Yadi Supriadi, mengatakan tantangan pemilu 2024 yaitu kesadaran literasi politik bagi generasi milenial dengan memanfaatkan keterbukaan informasi berbasis teknologi.

"Pentingnya partisipasi publik, khususnya generasi milenial sebagai implementasi prinsip kedaulatan rakyat dan mencegah serta menimalisasi kecurangan pada setiap tahapan pemilu. Ini karena generasi milenial yang mendominasi di media sosial sangat memengaruhi kebijakan penyelenggaraan negara," kata Yadi menjelaskan.

 

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.