Survei Voxpol Center: Pemilih Berpendidikan Tinggi Cenderung Pilih Anies Baswedan
Bakal Capres 2024 Anies Baswedan. (foto: rmol.id/net)
JAKARTA -- Founder sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, segmen pemilih pada pemilihan umum akan terbagi menjadi dua golongan. Yakni kalangan masyarakat terdidik dan golongan umum atau berpendidikan rendah.
Menurut Pangi, kalangan terdidik menjadi salah satu kunci bagi kandidat untuk memperluas dukungan dan memperbesar peluang untuk memenangkan persaingan. Pemilih di segmen ini biasanya sangat sulit untuk dipengaruhi dan diarahkan untuk mendukung kandidat tertentu, disebabkan pemilih itu punya sumber informasi dan preferensi cukup memadai yang kemudian menjadi pertimbangan dasar untuk menentukan sikap politiknya secara independen.
“Namun di sisi lain, pemilih di segmen ini punya kesadaran politik, punya kecenderungan untuk mempengaruhi pemilih lain baik di segmen yang sama atau di segmen pemilih lainnya sehingga merebut simpati pada cluster pemilih pada segmen berpendidikan tinggi berpotensi memperluas dukungan terhadap kandidat secara keseluruhan,” kata Pangi dalam keterangan persnya, Selasa (6/12/2022).
Temuan terbaru survei Voxpol Center Research and Consulting yang dilakukan pada November 2022 menunjukkan Anies Baswedan unggul di kalangan pemilih berpendidikan tinggi (42,2 persen), disusul Ganjar Pranowo (31.8 persen), dan Prabawo Subianto (18.8 persen).
Hal ini tentu saja akan sangat menguntungkan jika pemilih di segmen ini mengarahkan dukungannya kepada salah satu kandidat tertentu, apalagi jika mereka berperan aktif mempromosikan kandidat yang didukung. Pengaruhnya tentu akan melipatgandakan dukungan terhadap kandidat dan memperbesar peluang kemenangan.
Meskipun tidak mudah memang mempengaruhi preferensi pemilih ‘berpendidikan tinggi’ karena sudah punya preferensi politik yang cukup kuat dan memadai, termasuk kategorisasi pemilih ‘strong voter’ tidak mudah dipengaruhi oleh keluarga, RT, RW, dan termasuk tidak mudah dipengaruhi “endorse politisi” seperti kepala daerah maupun presiden, setidaknya kecenderungan Anies mulai berhasil penetrasi menaklukkan basis pemilih berpendidikan tinggi.
Oleh karena itu, kata Pangi, sulit sebetulnya “mempengaruhi” pemilih dari basis berpendidikan tinggi. Akan sangat berbeda maintenance dengan cluster pemilih berpendidikan rendah seperti yang tidak pernah sekolah, SD, dan SMP (menengah ke bawah).
Anies, lanjut Pangi, relatif tidak terlalu kesulitan dalam mempengaruhi perilaku pemilih berpendidikan bawah-menengah dalam konteks memutuskan pilihan politiknya. Ketika Anies berhasil signifikan mempengaruhi perilaku pemilih berpendidikan tinggi, boleh jadi Anies akan lebih leluasa ruang gerak penetrasi mempengaruhi pada segmen zonasi basis pemilih berpendidikan bawah-menengah.
(dpy)
Post a Comment