Muhammadiyah Kerahkan Ratusan Relawan dan Dirikan 500 Unit Hunian Darurat untuk Korban Gempa Cianjur

Presiden RI Joko Widodo saat meninjau salah satu kegiatan Muhammadiyah Disaster Mangement Center (MDMC) belum lama ini. (foto: mdmc)

CIANJUR -- Peristiwa gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November 2022, mengakibatkan 61.908 jiwa mengungsi. Sementara itu, 2.042 jiwa mengalami luka-luka. Data terbaru BNPB hingga hari Sabtu, 26 November 2022, mengabarkan bahwa korban meninggal dunia menjadi 318 jiwa.

Di hari keenam pasca-gempa, respons Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Mangement Center (MDMC) yang didukung penuh Lazismu, telah mengerahkan 270 relawan Muhamamdiyah. Pusat informasi berlokasi di SD Islam Kreatif Muhammadiyah Jl. KH Abdullah Bin Nuh No.64, Sawah Gede, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Sebagai Pos Koordinasi Utama, sebanyak empat pos layanan di lokasi berbeda didirikan dengan layanan medis.

Selain respons cepat yang dilakukan para relawan Muhammadiyah, pada Sabtu (26/11/2022), Muhammadiyah mulai mendirikan hunian darurat di Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Kedatangan MDMC di Desa Sukamulya bersama Lazismu dan relawan Muhammadiyah, disambut hangat warga Kampung Barukaso. Komunikasi bersama warga terdampak berjalan lancar sampai diadakan rembug warga. Ketua LPB PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, di tengah rembug warga, mengatakan, kehadirannya untuk menyampaikan kabar gembira.

"Kendati suasana masih berduka, mari bersama-sama kita hilangkan duka tersebut untuk tetap bangkit menjaga martabat kemanusiaan," ujar Budi seperti dalam siaran persnya, Minggu (27/11/2022). "Kami bisa bersilaturahim, ikut berempati dan merasakan bagaimana keadaan sekarang ini, saya bersyukur Bapak-Bapak tetap ceria meskipun rumah hancur, jika terus larut dalam kesedihan tidak akan selesai."

Budi menambahkan, pihaknya datang ke lokasi tersebut bukan lalu pergi begitu saja. Tetapi ingin mendampingi dan bergotong-royong membuat hunian darurat. Hunian darurat ini nantinya bisa ditempati dengan layak bersama keluarga. "Karena itu, rembug warga ini adalah penting untuk menyepakati secara bersama-sama."

Heri Pramono, salah seorang relawan Muhammadiyah, mengatakan, pihaknya telah membuat hunian darurat prototype, sebagai contohnya. Dengan harapan warga dapat melihatnya dari sisi ukuran dan bentuk. "Mengapa kemarin kami kemarin membuat contoh hunian darurat ini di sini karena berdasarkan hasil kajian dan izin dari para pemangku kepentingan di desa ini terutama kepala desa, rukun warga dan rukun tetangga, warga sangat membutuhkan," jelasnya.

Melengkapi keterangan Heri, Donny Halim Mutiasa selaku relawan Muhammadiyah, turut menjelaskan bahwa rencananya akan didirikan 500 unit hunian darurat di desa ini. Ukurannya seluas 6 x 4 meter, sesuai standar internasional. "Kami berharap, satu unit hunian ini bisa dihuni sebanyak 5 hingga 6 anggota keluarga."

Dalam kesempatan itu, Suganda mewakili warga Kampung Barukaso, mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah. Apalagi kedatangan Muhammadiyah, kata Suganda akan mendampingi sampai hunian darurat ini berdiri. "Bersama warga di sini kami bersepakat untuk saling gotong-royong membuat hunian darurat, dan kami senang di lokasi ini juga akan didirikan masjid darurat agar warga dapat tetap beribadah" ucapnya.

Selain datang untuk rembug warga, Muhammadiyah juga menangani warga patah tulang yang sudah lanjut usia. Dokter spesialis orthopedic Meiky Fredianto yang berasal dari RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta, langsung menangani pasien di lokasi tenda darurat untuk mengobati.


(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.