Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko: Peringatan Jokowi Soal Resesi Global Bukan untuk Menakuti

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI Moeldoko. (foto: setkab.go.id)

JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI Moeldoko mengatakan, peringatan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tentang ancaman resesi global bukan untuk menakut-nakuti masyarakat. Menurut dia, hal itu disampaikan Jokowi agar Indonesia lebih waspada terhadap kondisi pasar global.

Dunia saat ini sedang mengalami perlambatan ekonomi termasuk di negara maju, serta tengah menghadapi ancaman krisis energi, pangan, dan keuangan global akibat naiknya tensi geopolitik.

Moeldoko pun menilai kondisi tersebut sudah berdampak ke Indonesia. Perlambatan pertumbuhan negara-negara maju menyebabkan permintaan terhadap barang ekspor berkurang. Akibatnya nilai ekspor dan impor Indonesia turun sehingga bisa berdampak pada nilai surplus perdagangan.

“Dampaknya terhadap perekonomian kita tentu saja ada, tapi tidak terlalu besar. Karena sejauh ini komponen utama PDB kita adalah konsumsi rumah tangga (dalam negeri). Kita harus tetap optimistis dan terus waspada,” kata Moeldoko dikutip dari siaran pers KSP pada Sabtu (5/11/2022).

Moeldoko mengatakan, secara makro pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan antisipasi melalui kebijakan, baik fiskal maupun moneter. Yakni, Bank Indonesia (BI) menjalankan tugasnya untuk meredam kenaikan inflasi melalui berbagai instrumen.

Sementara pemerintah pusat maupun daerah berupaya mengendalikan harga dengan memperkuat skema bantuan sosial agar dapat menjadi bantalan bagi masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah.

Moeldoko juga mengungkapkan, pada 2023, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) akan berperan sebagai peredam kejut (shock absorber) dan digunakan seefektif mungkin untuk pengendalian inflasi, menjaga daya beli, dan menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia. “Mulai 2023 kita akan kembali ke defisit anggaran maksimal tiga persen terhadap PDB, seperti sebelum pandemi Covid-19,” jelas dia.

Meski demikian, Moeldoko menegaskan, perekonomian Indonesia masih mampu bertahan saat dunia terancam resesi. Ekonomi Indonesia, kata dia, tetap akan tumbuh meski pertumbuhannya melambat.

“Masyarakat tidak perlu khawatir. Ekonomi tetap tumbuh meski trennya slowdown. Jadi yang punya banyak uang silakan belanjakan uangnya karena itu akan menjaga perekonomian kita terus bergerak,” kata Moeldoko.

Sebagai informasi, ekonomi Indonesia tumbuh 5,4 persen di kuartal II dan diproyeksikan berada di atas 5,5 persen pada kuartal III. Indikator dari sisi konsumsi seperti indeks penjualan ritel dan indeks keyakinan konsumen, maupun dari sisi produksi seperti Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur juga masih memberikan sinyal positif.


(dkd)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.