Haedar Nashir Ungkap Tujuh Poin Arah Muhammadiyah Lima Tahun ke Depan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta, Jawa Tengah. (foto: pwmu.co)
SOLO -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengungkapkan, ada tujuh poin yang akan menjadi arah gerak Muhammadiyah lima tahun mendatang. Hal tersebut disampaikannya dalam khutbah iftitah yang berlangsung di Edutorium Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/11/2022).
Menurut Haedar, lima tahun ke depan sejumlah agenda dakwah dan tajdid gerakan penting menjadi perhatian. Ini agar Muhammadiyah dapat menjadi leader atau kekuatan strategis yang berpengaruh dalam memimpin masa depan umat dan bangsa.
"Pertama adalah peneguhan paham keislaman dan ideologi Muhammadiyah. Kenyataan sering menunjukkan, paham keislaman dan kemuhammadiyahan yang menjadi landasan gerakan tidak sepenuhnya tertanam dan melembaga di internal persyarikatan. Oleh sebab itu, penting peneguhan kembali paham Islam dan nilai-nilai ideologi Muhammadiyah secara masif dan terstruktur di seluruh tingkatan dan lini persyarikatan," kata Haedar, Sabtu (17/11/2022).
Selanjutnya, Haedar menjelaskan bahwa poin kedua adalah penguatan dan penyebarluasan pandangan Islam berkemajuan. Penting bagaimana pemikiran keislaman Muhammadiyah menjadi arus penting dan meluas yang menentukan atau memberi pengaruh besar bagi perkembangan Islam Indonesia ke depan. "Muhammadiyah sebagai gerakan Islam seyogianya menghidupkan tajuk-tajuk keislaman yang khas, jangan hanya isu-isu umum termasuk politik yang terus menerus menjadi perhatian."
Ketiga, Haedar mengatakan perlunya memperkuat dan memperluas basis umat di akar-rumput. "Kita itu kuat karena berbasis pada umat atau jamaah di bawah. Maka perlu dibangun suatu peta-jalan (road-map) untuk pengembangan Muhammadiyah dalam struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan tengah menghadapi perubahan besar," tegasnya.
Keempat, mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) unggulan dan kekuatan ekonomi. Muhammadiyah memiliki kekuatan strategis antara lain karena amal usahanya di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.
"Karena itu, lima tahun ke depan penting mengembangkan berbagai bisnis dan ekonomi Muhammadiyah secara lebih gigih, masif, dan tersistem disertai usaha-usaha langsung yang bersifat praktik, termasuk mengembangkan bisnis online. Mulai dari UMKM, rumah sakit, hingga perguruan tinggi, perlu terus dikembangkan dengan merespons zaman," jelas Haedar.
Kelima, berdakwah bagi milenial, Generasi Z, dan Generasi Alpha. Muhammadiyah saat ini berada dalam era menghadapi generasi baru. Oleh karena itu, generasi baru itu jangan sampai jauh dari orbit dakwah dan gerakan Muhammadiyah. "Jika mampu mendakwahi tiga generasi ini, maka Muhammadiyah menabung investasi masa depan yang luar biasa besar, sekaligus mampu mempengaruhi dan mengarahkan bangsa dan negara Indonesia," kata Haedar.
Keenam, reformasi kaderisasi dan diaspora kader ke berbagai lingkungan dan bidang kehidupan. Karenanya lima tahun ke depan perlu reformasi kaderisasi Muhammadiyah untuk mempersiapkan diaspora kader di berbagai struktur dan lingkungan di luar maupun ke dalam. Sehingga gerakan Islam ini mengalami perluasan melalui peran para kadernya. "Kaderisasi konvensional penting di reformasi baik pandangan maupun sistem dan prosesnya sehingga dapat memenuhi tuntutan zaman untuk pendiasporaan kader secara luas di kancah nasional dan global," jelas Haedar.
Ketujuh, digitalisasi dan intensitas internasionalisasi Muhammadiyah di mana penting secara masif dan terstruktur masuk ke era digitalisasi. Baik dalam pengelolaan organisasi dan administrasi maupun dalam publikasi dan pengembangan aktivitas.
"Bersamaan dengan digitalisasi baik dalam pengembangan dan publikasi pemikiran Muhammadiyah ke dunia internasional maupun dalam pelaksanaan program internasionalisasi meniscayakan peningkatan intensitas sehingga ke depan Muhammadiyah semakin membuana dengan amal usaha dan pemikiran-pemikiran yang dikenal di ranah global," kata Haedar menegaskan.
(dkd)
Post a Comment