Satu Indonesia Seperti Kena Prank, Harga BBM Pertalite Belum Jadi Naik

Pengisian BBM/ilustrasi. (foto: pixabay).

JAKARTA -- Kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis pertalite pada tanggal 1 September 2022 sudah santer terdengar akhir-akhir ini. Namun, meski warga mengantre di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) ternyata harga BBM pertalite tersebut belum jadi naik pada 1 September 2022.

Melalui laman resmi mypertamina.id, terlihat harga BBM pertalite pada Selasa (2/9/2022) masih tetap seperti sebelumnya, yaitu Rp.7.650 per liter.

Presiden RI Joko Widodo mengatakan, pemerintah masih menghitung dengan hati-hati harga BBM bersubsidi, khususnya jenis solar dan pertalite.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," kata Presiden RI seperti dikutip dari Antara, Kamis, 1 September 2022.

Pada tahun ini, anggaran subsidi BBM dan LPG mencapai Rp 149,4 triliun, dan subsidi listrik mencapai Rp 59,6 triliun. Lalu, kompensasi BBM mencapai Rp 252,5 triliun dan kompensasi listrik mencapai Rp 41,0 triliun. Dengan itu, total anggaran subsidi dan kompensasi energi mencapai Rp 502,4 triliun.

Jumlah ini berpotensi membengkak hingga Rp 698 triliun atau naik Rp 195,6 triliun, apabila konsumsi terus meningkat. Hal itu karena harga jual eceran (HJE) BBM bersubsidi jauh lebih rendah dibandingkan harga jual seharusnya atau keekonomiannya.

Pemerintah pun belum mengambil sikap terkait rencana menaikkan harga BBM khususnya jenis pertalite dan solar subsidi. Sampai pada Jumat (2/9/2022), harga kedua bensin tersebut masih di bawah keekonomiannya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, juga enggan berkomentar mengenai adanya rencana kenaikan harga BBM ini. Arifin memilih tidak menjawab pertanyaan awak media apakah harga BBM subsidi tidak naik kala harga BBM non-subsidi mengalami penurunan.

Saat ditanya mengenai subsidi BBM, Arifin menjawab mengenai faktor tingginya harga minyak yang masih di kisaran 100 dolar AS per barel membuat beban pemerintah pun tetap tinggi. Hemat energi pun menjadi opsi. "Kami menghimbau masyarakat untuk hemat energi, ini salah satu langkah kita untuk bisa ke depannya menghadapi tantangan kebutuhan energi jangka panjang yang kita tidak memilikinya, tapi kita ganti dengan sumber energi yang kita miliki," ujar Arifin kepada awak media, Kamis (1/9/2022).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, juga enggan berkomentar mengenai kapan harga BBM pertalite dan solar subsidi akan diputuskan. "Kalau BBM, kita tunggu Presiden," jelas Luhut usai meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun oleh Danone Indonesia di kawasan pabrik milik Danon-Aqua Mambal, Kabupaten Badung, Bali, seperti dikutip Antara, Kamis (1/9/2022).


(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.