Penerima Nobel Perdamaian Uskup Belo Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual pada Anak di Bawah Umur

Uskup Ximenes Bele. (foto: tekdeeps)

DILI -- Carlos Filipe Ximenes Belo, mantan Uskup Agung Dili, telah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Pria yang akrab disapa Uskup Belo itu pernah mendapat Hadiah Nobel Perdamaian bersama José Ramos-Horta pada tahun 1996 silam.

Tuduhan tersebut pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Belanda De Groene Amsterdammer yang mencatat kesaksian dari para korban dan berbicara kepada lusinan orang yang mengeklaim tahu tentang kasus atau secara pribadi mengenal para korban.

Salah seorang korban yang kini berusia 42 tahun mengatakan, Uskup Belo pernah meminta tindakan seksual dengan imbalan uang ketika dia masih remaja. Dengan nama samaran Paulo, dia mengaku didekati oleh Uskup Belo pada akhir misa ketika baru berusia 15 atau 16 tahun. Kemudian dia diundang untuk datang ke kediaman Uskup Belo.

Setelah memenuhi undangan itu, pada malamnya, Uskup belo disebut mencopoti pakaiannya, membelai dia, dan melakukan seks oral dengan imbalan hadiah uang. Menurut para saksi, kasus pelecehan seksual itu pertama kali terjadi pada tahun 1980-an, sebelum Ximenes Belo diangkat menjadi uskup agung Dili, ibu kota Timor Timur.

Sebagai seorang uskup, Ximenes Belo dikenal sebagai sosok yang vokal dalam membela hak dan kebebasan sebagian besar orang Timor Timur Katolik selama beberapa dekade, mulai dari tahun 1975-1999.

Dilansir The Tablet, Kamis (29/9/2022), Uskup Belo dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996 bersama dengan politisi Timor yang saat itu diasingkan Ramos Horta yang menarik banyak perhatian internasional untuk masalah Timor. Menurut De Groene Amsterdammer, tuduhan pertama kali muncul pada tahun 2002 setelah Timor Timur memperoleh kemerdekaan, tetapi tidak dipublikasikan.

Uskup Belo mengundurkan diri pada bulan November tahun itu karena alasan kesehatan dan pindah ke Portugal saat dia terus tinggal bersama Salesian, ordo religius yang ia ikuti sebelum diangkat menjadi uskup. Saat ditanya oleh media Portugal, Salesian menolak berkomentar.

Tuduhan tentang kejahatan masa lalu Uskup Belo disebut-sebut telah dilakukan terhadap remaja laki-laki yang sering rentan, termasuk para seminaris dan telah beredar di kalangan gereja di Portugal selama bertahun-tahun tetapi tidak pernah terdengar sampai ke media. Menurut De Groene Amsterdammer, Uskup Belo berada di bawah pembatasan perjalanan yang diberlakukan Vatikan dan tidak diperbolehkan kembali ke Timor Timur tanpa izin.

(dpy)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.