Peduli 'Rakyat' Versus Peduli Negara
Kenaikan harga BBM/ilustrasi. (foto: rbi.or.id)
Oleh Max Hendrian Sahuleka *)
Ketika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah dinilai tidak peduli kepada rakyat, sementara kita tanpa pernah peduli dengan apa yang tengah terjadi dengan kondisi keuangan negara.
Itulah kemudian saya bertanya balik, apakah kita peduli pada negara? Apakah kita pernah bertanya, wahai negara, apakah engkau baik-baik saja?
Ketika negara sedang tidak baik, ketika negara sedang defisit, apa yang dapat Anda lakukan?
Saya ambil contoh dalam kehidupan, ketika orang tuamu sedang dalam keadaan tidak baik, ketika orang tuamu sedang dalam keadaan defisit keuangan, apa yang Anda lakukan? Apakah akan terus-menerus tanpa peduli untuk dipenuhi kebutuhan dan uang sakumu, atau engkau rela bahwa uang sakumu dikurangi bahkan dicabut?
Kita seringkali hanya terfokus pada satu aspek namun mengabaikan aspek lain. Ketika pemerintah mengurangi atau mencabut subsidi untuk BBM, kita mengabaikan aspek lain yang telah diberikan oleh pemerintah, seperti subsidi untuk kesehatan, subsidi untuk pendidikan, subsidi untuk transportasi publik, dan subsidi-subsidi lainnya.
Mungkin kita jarang dididik untuk berterima kasih, namun lebih sering dididik untuk protes. Ketika banyak yang diberikan, kita jarang berterima kasih. Tapi begitu ada satu hal yang tidak diberikan maka kita langsung protes.
Demikian juga terhadap Tuhan. Betapa banyak yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita dan kita sering tidak berterima kasih. Namun begitu kita diberikan cobaan atau musibah yang bisa jadi itu karena kita sendiri, kita langsung protes kepada Tuhan mengapa kita diberikan cobaan atau musibah tersebut.
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS. Ibrahim Ayat 7)
Kepada pemerintah, terima kasih telah diberikan fasilitas pendidikan gratis, terima kasih telah diberikan subsidi kesehatan, terima kasih telah diberikan fasilitas transportasi publik yang nyaman dan murah, terima kasih telah dibangun infrastruktur yang mempermudah mobilitas, terima kasih atas segala upaya yang telah engkau lakukan demi memajukan dan mensejahterakan bangsa ini.
Salam cerdas bernalar dan beragama.
*) Grafolog dan pengamat sosial
Catatan:
Orang yang peduli kepada negara pasti peduli kepada bangsa/rakyat. Namun orang yang mengatakan peduli kepada rakyat belum tentu benar-benar peduli kepada rakyat. Seringkali banyak yang bersikap dan bertindak mengatasnamakan rakyat namun sesungguhnya demi kepentingan diri dan kelompoknya. "Jangan tanya apa yang negara dapat berikan kepadamu. Namun tanyakanlah apa yang dapat engkau berikan kepada negara." (John F. Kennedy)
Post a Comment