Menteri BUMN Yakin Generasi Muda Lebih Terbuka Tukar Gas Elpiji 3 Kg dengan Kompor Listrik

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir. (foto: antara/dhemas r)

JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir yakin generasi muda akan lebih terbuka terhadap pemanfaatan kompor listrik dikarenakan adanya perubahan gaya hidup menuju ecolifestyle. Pernyataan Erick ini terkait rencana pemerintah menukar gas 3 kilogram (kg) dengan kompor listrik.

"Saya yakin generasi muda akan lebih terbuka terhadap kompor listrik karena lebih mudah digunakan," ujar Erick dalam konferensi pers di Kantor Pusat PLN, Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (21/9/2022).

Erick melihat saat ini terjadi perubahan tren gaya hidup generasi muda. yang hidup sendiri atau berdua dengan pasangannya di apartemen.

Kementerian BUMN dan PLN telah mendorong program kompor listrik di apartemen dan rumah yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan BUMN. "Apakah masyarakat lebih luas menginginkan kompor listrik? Hal itu sah-sah saja karena bagian daripada ecolifestyle," kata Erick.

Terkait dengan kompor gas elpiji, Erick mengatakan bahwa pemerintah tidak mungkin langsung menghapuskannya. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang berada di bawah seperti pedagang asongan yang harus bergantung pada bahan bakar gas.

Infrastruktur serta ekosistem gas elpiji saat ini, seperti agen gas elpiji dan sebagainya, yang sudah terbangun sejak lama juga tidak boleh langsung dimatikan. Ini karena itu semua merupakan bagian dari ekonomi Indonesia.

Maka dari itu, ujar Erick, terdapat upaya untuk melakukan konversi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) melalui proses gasifikasi. "Transisi ini yang perlu kita jaga di mana terdapat keseimbangan antara gas elpiji, DME, dan kompor listrik," jelasnya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa dari per kilogram gas elpiji yang dikonversi ke kompor listrik, terdapat penghematan biaya sekitar Rp 8.000 per kilogram gas elpiji. "Tentu saja dengan adanya potensi penghematan ini diharapkan dapat mengubah dari yang tadinya menggunakan energi impor menjadi energi domestik," katanya.

Selain itu program kompor listrik juga diharapkan dapat mengubah energi yang mahal menjadi energi yang murah sehingga terjangkau semua kalangan. Untuk itulah, PLN mendukung program kompor listrik dengan mempertimbangkan suatu keseimbangan yang merupakan masukan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero meminta pemerintah harus mengkaji ulang kebijakan menukar gas 3 kg dengan kompor listrik. Menurutnya tidak perlu terburu-buru merealisasikan program itu.

Edy mengingatkan, jangan sampai program ini justru mematikan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan menambah beban hidup masyarakat. Apalagi, kata dia, pelaku UMKM khususnya mikro kecil sudah terbebani dengan kenaikan BBM yang berdampak pada kenaikan bahan baku produksi, kenaikan daya listrik, wacana penghapusan daya listrik 450VA yang sebelumnya diawali dengan kenaikan harga daya listrik, juga kenaikan harga elpiji nonsubsidi.

Meski begitu, Edy menegaskan UMKM mendukung setiap kebijakan pemerintah untuk bangsa ini. "Walau harus menanggung lagi, yang penting UMKM bisa survive, tapi tolong bantu kebijakannya jangan sekadar switch tapi tuntas," tegasnya.

 

(dvr)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.