Indonesia Bertahan di Tengah Ancaman Krisis Ekonomi
Jeannie Latumahina. (foto: beritalima.com)
Oleh Jeannie Latumahina *)
Dalam pertemuan 100 ekonom Indonesia, Presiden RI Jokowi merasa bersyukur bahwa Indonesia ketika pandemi Covid-19, tidak melakukan kebijakan "lockdown". Padahal kala itu ia di tengah desakan kuat baik dari dalam internal kabinet maupun pengamat, lembaga survei, dan masyarakat untuk melakukan lockdown sebagaimana yang dilakukan lebih dari 70 negara.
Sungguh beruntung dengan keyakinan penuh Presiden Jokowi, Indonesia tidak memutuskan lockdown dan percaya dengan kekuatan ketahanan masyarakat. Lockdown tidak diperlukan, dan berkatkeyakinan ini Indonesia berhasil keluar dari ancaman krisis akibat pandemi Covid-19. Masyarakat bersama TNI dan semua kekuatan melakukan konsolidasi dari atas sampai ke bawah.
Presiden Jokowi meyakini bahwa lanskap ekonomi politik dunia akan bergeser ke bentuk baru. Dan, Presiden Jokowi berharap kepada para ekonom untuk berani out the box keluar dari pakem dan cerdik dalam melihat setiap peluang.
Instrumen fiskal, moneter ekonomi kadang bisa saja luput dan ini para ekonom sungguh diuji untuk tetap fokus dalam tiap detail. Sehingga dalam pertemuan G7 dan juga ketika kunjungan ke Ukraina dan Rusia, dapat disimpulkan bahwa keadaan dalam ancaman krisis ekonomi masih akan terus berlangsung karena ruang dialog international banyak terkendala.
Maka kemudian arah kebijakan adalah mempertahankan kebijakan dunia pada ketahanan pangan dan ketahanan energi untuk dapat dilakukan oleh seluruh negara bersama-sama. Dalam hal ini kondisi ekonomi Indonesia diuntungkan dengan tidak melakukan lockdown.
Dan sungguh beruntung bahwa infrastruktur penunjang telah dibangun selama tujuh tahun terakhir sebagai pondasi menghadapi krisis pangan yang berlangsung, baik bandara sebanyak 16 baru, 18 pelabuhan baru, bendungan sebanyak 29 baru menuju 38, jalan tol sepanjang 2.040 km, serta irigasi seluas 1.1 juta hektare juga telah diperluas.
Demikian juga hal yang kecil seperti dana desa Rp 468 triliun telah didistribusikan untuk 227 km jalan desa yang sebenarnya masih sangat kurang karena jumlah desa ada 74.800 desa di Indonesia, maka ini masih rata-rata satu desa mendapat 3 km jalan desa dan jelas masih kurang untuk sarana distribusi produksi hasil pedesaan. Demikian juga pembuatan jembatan, embung di pedesaan juga dilakukan, yang semuanya barasal dari dana desa tersalurkan.
Ketahanan dalam menghadapi krisis ekonomi, energi, dan pangan juga diperkuat dengan hilirisasi seperti CPO, nikel, bauksit dengan turunannya, termasuk pembangunan industrinya dari hasil alam juga dilakukan, mulai terlihat hasilnya.
Jika beberapa waktu lalu Indonesia berani melakukan stop ekspor bahan mentah nikel, maka berikutnya setelah pembangunan industri turunannya seperti timah, bauksit, dan tembaga. Indonesia tidak lagi harus melakukan ekspor bahan mentah sumber alam karena sudah dapat diolah untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor barang jadi yang tentu lebih baik dalam perkembangan ekonomi.
Sebagai contoh nikel yang sebelumnya ekspor bahan mentah sebesar 1,1 miliar dollar AS pada 7 tahun lalu, pada tahun 2021 hasil dari industri nikel telah menyumbangkan ekspor menjadi 20,9 miliar dollar AS dengan lompatan sebesar 19 kali. Tentu saja ini sangat memberikan harapan baru juga jika kemudian hilirisasi semakin terwujud di semua sektor sumber daya alam.
Perlu juga diingat betapa sulitnya bagaimana Freeport selalu menunda-nunda pembangunan smelter, dengan janji perpanjangan kontraknya untuk pengolahan hasil tambangnya, dan sekarang setelah mengakusisi 51 persen sahamnya maka smelter pengolahan hasil tambang Freeport di Gresik diperluas hilirasasinya.
Maka nanti setelah smelter baru di Gresik beroperasi tahun 2024 akan terlihat berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari tambang Freeport Indonesia. Yang selama ini telah lebih dari 50 tahun, Indonesia hanya mampu ekspor bahan mentahnya saja.
Maka pertambahan kenaikan pendapatan negara, entah dari tembaga, bauksit, dan timah paling tidak akan mendapatkan kenaikan yang signifikan di atas 30 miliar dollar AS kenaikannya.
Tentu saja ini akan menjadi situasi menggembirakan terhadap neraca perdagangan Indonesia, misalnya dengan Cina yang selalu minus di tahun 2014 sebesar 13 miliar dollar AS, pada 2021 minus perdagangan menjadi 2,4 miliar dollar AS, dan tahun ini 2022 dipastikan sudah tidak ada minus perdagangan dengan Cina oleh karena Indonesia tidak lagi melakukan ekspor bahan mentahnya.
Demikian juga dengan Amerika Serikat (AS) juga akan mengalami kegembiraan yang sama, sebelumnya tahun 2012 surplus Indonesia 3,3 miliar dollar AS, sekarang 14,4 miliar dollar AS. Hal yang sama juga dengan India, kita surplus 5,6 miliar dollar AS.
Sudah lebih dari dua tahun neraca perdagangan Indonesia sebelumnya selalu negatif. Hal demikian sebaiknya menjadi pemicu untuk semakin terus berkarya memajukan bangsa dan negara Indonesia.
Kemudian di sektor digitalisasi yang penting yaitu digitalisasi UMKM, 61 persen di mana UMKM telah berkontribusi pada PDB Nasional, maka UMKM harus didorong terus untuk masuk ke dalam ekosistem platform-platform digital. Dalam tiga tahun ini telah masuk sebanyak 19 juta UMKM dari 64 juta UMKM Indonesia.
Di atas segalanya adalah tata kelola jika dilakukan secara konsisten oleh para pemimpin Indonesia di kemudian hari, niscaya semua yang menjadi dasar pijakan yang baik ini akan dapat terus memajukan banga Indonesia, tidak hanya bertahan dari ancaman krisis ekonomi, pangan, dan energi yang sedang berlangsung.
Indonesia baiklah kita yakin tidak hanya bertahan di tengah krisis multidimensi, namun dapat melakukan lompatan menjadi lebih baik. Masa transisi yang harus masyarakat tanggung dengan berkurangnya subsidi seperti terhadap BBM, oleh karena mempertahankan atau menambah subsidi tidak membuat bangsa maju.
Sebagai contoh bagaimana Venezuela malah menjadi bangkrut ketika subsidi diberikan terus menerus demi menekan harga BBM. Indonesia tentu tidak menginginkan itu terjadi. Oleh sebab itu baiklah kita terus menjaga persatuan dan kebersamaan bangsa, bekerja bersama dengan fokus mengolah dengan baik semua kekayaan Indonesia.
Dan untuk ini semua Partai Perindo akan terus bekerja bersama masyarakat untuk membangun masa depan Indonesia yang membahagiakan mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat bangsa Indonesia.
@ 9 September 2022
*) Ketua Relawan Perempuan dan Anak Perindo
Post a Comment