Survei Poltracking Indonesia: Elektabilitas Ganjar Pranawo Teratas di Pilres 2024

Ganjar Pranowo (foto: rmol.id)

JAKARTA -- Poltracking Indonesia merilis survei nasional dengan menempatkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai yang teratas terkait proyeksi peta koalisi untuk Pemilihan Presiden (Pilpres 2024). Selain Ganjar, survey juga menemukan elektabilitas sembilan nama potensial sebagai calon presiden (capres).

"Ada tiga kandidat terkuat dengan elektabilitas dua digit, yaitu Ganjar Pranowo (26,6 persen), Prabowo Subianto (19,7 persen), dan Anies Baswedan (17,7 persen)," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, dalam keterangan hasil surveinya di Jakarta, Rabu (31/8/2022).

Elektabilitas delapan nama lainnya berada di bawah 10 persen, yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (4,7 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (3,9 persen), dan Menteri BUMN Erick Thohir (2,8 persen).

Selanjutnya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (2,4 persen), Ketua DPR Puan Maharani (2,2 persen), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (2,2 persen), dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (1,7 persen).

"Ada yang tidak mau menjawab atau merahasiakan 7,2 persen. Tidak tahu atau tidak jawab 8,9 persen," jelas Hanta.

Poltracking Indonesia juga memaparkan elektabilitas nama-nama yang potensial sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 2024. Teratas adalah Ridwan Kamil dengan elektabilitas sebesar 12,6 persen.

Selanjutnya adalah Sandiaga (11,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (11,7 persen), dan Erick (10,8 persen). Sisanya adalah Puan (6,5 persen), Khofifah (5,4 persen), dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa (3,7 persen). "Muhaimin Iskandar 2,7 persen, Airlangga Hartarto 1,7 persen, dan Mahfud MD 1,7 persen," kata Hanta.

Bagi partai politik, Pilpres 2024 adalah ajang kompromi kepentingan lantaran partai harus mampu mengukur diri sejauh mana kepentingannya dapat diartikulasikan bersama koalisinya. Hanta memastikan, setiap partai politik pasti akan berkoalisi di kontestasi nasional mendatang.

"Dalam konteks kali ini, ujian partai akan semakin bertambah dengan banyaknya kandidat-kandidat potensial yang muncul bukan dari kader internal partai,"  tegas Hanta.

Poltracking Indonesia melakukan survei dengan wawancara tatap muka pada 1 Agustus sampai 7 Agustus 2022. Populasi survei adalah warga negara Indonesia (WNI) yang telah memiliki hak pilih, dengan jumlah responden sebanyak 1.220 orang.

Margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Adapun metode sampel menggunakan metode multistage random sampling.

 

(dpy)

 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.